WELCOME, selamat datang di sahabat PETANI

Selamat datang di KONCO TANI. Sahabat kami berusaha selalu ada untukmu, mencoba menyediakan informasi yang sederhana walau mungkin telah engkau mengerti, mencoba memahami permasalahanmu walau mungkin tidak pintar memberikan solusi yang ingin kami pastikan untukmu adalah bahwa KAMI PEDULI

Minggu, 10 April 2011

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

Peningkatan produksi padi per hektar dapat dicapai melalui perbaikan teknik budidaya. Pengelolaan Tanaman Terpadu ( PTT ) merupakan teknik budidaya pengelolaan tanaman padi yang menggabungkan semua komponen usahatani yang serasi dan komplementer. Antara lain meliputi : a). penentuan pilihan komoditas adaptif sesuai agroklimat dan musim tanam, b). penggunaan varietas unggul, adaptif dan bersertifikat, c). pengelolaan tanah, air, unsure hara dan tanaman secara optimal, d). pengendalian hama / penyakit secara terpadu, e). penanganan panen dan pasca panen secara tepat.
Meningkatnya produktivitas tanaman padi akan berdampak kepada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani.
A. Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan meliputi pengolahan tanah, pembersihan lahan dari gulma, sisa – sisa tanaman serta pemberian pupuk dasar berupa bahan organik / kompos / pupuk kandang dan pengembalian jerami sisa panen.
Tujuan pemberian pupuk dasar berupa bahan organik, dalam jangka panjang :
 memperbaiki sumberdaya lahan atau lingkungan tumbuh tanaman
 menyediakan unsur hara esensial dan unsur hara mikro
 memperbaiki struktur tanah
 memberi kondisi yang cocok untuk mikrobia tanah
 meningkatkan serapan hara tanaman (N dan P)
 meningkatkan kemampuan menyimpan air. B. Penggunaan Benih Berkualitas
Pilih yang memiliki keunggulan seperti : daya hasil tinggi, rasa nasi sesuai keinginan petani dan permintaan pasar, tahan terhadap hama dan penyakit utama, mampu beradaptasi dengan baik. beberapa varietas yang dapat dipilih : IR. 64, Way Apu Buru, Cilosari, Membramo, Cisantana, Ciherang, Tukad Unda, Tukad Balian dan Tukad Petanu.
Cara memilih benih
 benih padi direndam dalam larutan abu dapur. Untuk 10 kg benih butuh 3 – 4 kg abu dan air secukupnya.
 Benih yang terapung dibuang, gunakan benih yang tenggelam
 Benih terseleksi selanjutnya direndam selama 1 – 2 malam lalu ditiriskan
 Bila daerah lahan tanam diperkirakan endemik penggerek batang sebaiknya dilakukan seed treatment ( perlakuan benih ) dengan cara setelah ditiriskan direndam dengan larutan Regent dengan dosis 1botol 80 cc untuk 5 – 7 kg benih lalu campur hingga merata
 Masukkan benih setelah perlakuan ke dalam wadah karung dan peramlah selama 1 – 2 malam. Benih siap ditebarkan dipersemaian.
Persemaian
 Berilah pupuk kandang atau sekam sebanyak 2 kg / m2 untuk memudahkan pencabutan benih umur muda
 Berilah pupuk Urea, SP 36 dan KCL dengan takaran masing – masing 40 gr / m2
 Persemaian tidak boleh tergenang air tetapi cukup basah
Bibit umur 10 – 15 hari siap dipindahkan, sebaiknya 1 – 2 hari sebelum benih dicabut lahan Persemaian digenangi air setinggi 1 – 2 cm untuk memudahkan pencabutan.
Manfaat Penggunaan Bibit Umur Muda
 Dapat mempersingkat masa stagnasi / liyer akaibat pindah tanam sehingga lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan
 Bibit akan lebih cepat tumbuh dan berkembang
 Sistem perakaran lebih intensif dan anakan lebih banyak
C. Penanaman
Lakukan segera setelah benih dicabut, untuk umur bibit 10 – 15 hari gunakan 1 batang per lubang. Apabila keadaan terpaksa penggunaan bibit 2 – 3 batang perlubang untuk umur bibit di atas 20 hari.
Manfaat Penggunaan 1 Bibit per Lubang Tanam
 Penggunaan bibit lebih efisien, untuk 1 ha hanya dibutuhkan 10 – 15 kg
 Mengurangi kompetisi antar individu dalam satu rumpun
(Penggunaan bibit muda 1 bibit per lubang tanam tidak dianjurkan pada daerah endemik keong emas)
D. Pemupukan
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan merupakan pemborosan dan dapat meracuni sumberdaya lahan dan lingkungan.
Salah satu pendekatan PTT padi sawah adalah efisiensi penggunaan pupuk kimia dan dianjurkan menggunakan bahan pupuk organik serta penggembalian jerami sisa panen ke lahan agar dapat meningkatkan produktivitas lahan.
E. Pemeliharaan
Selama masa tanam, perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Diantaranya penyiangan, pengairan dan pemupukan. Selama masa ini pengamatan terhadap tanaman haruslah dilakukan seminggu sekali atau bahkan setiap hari. Pemupukan
Pemupukan dianjurkan menggunakan dosis sesuai dengan anjuran Dinas Pertanian.
Pengairan
Pengairan dilakukan dengan cara berselang, yaitu cara pemberian air pada lahan sawah yang prinsipnya tidak selalu dibiarkan tergenang tetapi secara berselang dilakukan pengeringan ataupun penggenangan sesuai dengan fase tumbuh tanaman.
Penerapan teknik pengairan dengan sistem berselang adalah untuk tindakan efisiensi penggunaan air, di mana akhir – akhir ini ketersedian air semakin terbatas akibat dari penggunaan air yang semakin meningkat dan untuk memperbaiki aerasi tanah.
Tabel Pola Pengaturan Air
Umur (hst) Keadaan Tanaman Pengaturan Air dan Tingkat Genangan
0 – 7 Saat tanaman pindah Lahan sawah kondisi macak – macak (lembab), basah / tidak digenangi
8 – 41 Anakan aktif hingga menjelang anakan maksimum Air digilir selang 3 – 5 hari kondisi macak – macak, kemudian diari 2 hari dengan ketinggian 5 – 10 cm hentikan biarkan air dalam petakan kering sendiri
42–90 Fase pembungaan hingga pengisian Lahan tetap tergenang air setinggi 5 cm, usahakan pada fase ini tidak alami kekeringan
90-100 10 hari sebelum panen Lahan sawah dikeringkan
Sumber : Balitbang Deptan 2002
F. Panen dan Pasca Panen
Kegiatan panen ditempuh dengan memperhatikan umur panen dan cara pemanenan sedangkan pasca panen melalui perbaikan cara perontokan, pengeringan dan pengangkutan. Perlu dilakukan penanganan panen dan pasca panen yang baik untuk mengurangi kehilangan hasil dan produksi dapat terjaga dengan menghasilkan mutu beras yang lebih baik
Penentuan Umur Panen
Ditentukan dengan metode optimalisasi yaitu pada umur malai 30 – 35 hari sesudah berbunga atau umur tanaman ± 110 – 115 hari setelah tanam / tergantung varietas. Tanda tanaman padi dapat segera dipanen bila 95 % malai kenampakannya telah menguning (diperkirakan kadar air gabah 20 – 26 %). Panen dalam kondisi / keadaan ini diharapkan mencapai produksi yang optimal dengan kadar air serta butir hijau yang rendah serta mendapatkan mutu biji yang tinggi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar