WELCOME, selamat datang di sahabat PETANI

Selamat datang di KONCO TANI. Sahabat kami berusaha selalu ada untukmu, mencoba menyediakan informasi yang sederhana walau mungkin telah engkau mengerti, mencoba memahami permasalahanmu walau mungkin tidak pintar memberikan solusi yang ingin kami pastikan untukmu adalah bahwa KAMI PEDULI

Minggu, 10 April 2011

Pengendalian Hama Tikus

Kehilangan produksi akibat serangan hama tikus umumnya berada paling atas dibandingkan hama – hama lain pada pertanaman padi. Serangan hama tikus selalu terjadi berulang dalam kurun waktu tertentu.
Ciri – ciri, daur hidup dan kebiasaan tikus sawah adalah sebagai berikut :
o Dada berbulu putih
o Ekor lebih pendek daripada badannya
o Memiliki putting sebanyak 6 pasang
o Aktif di malam hari, tidak tahan terhadap panas, lebih tahan terhadap air
o Suka makan makanan berkarbohidrat, suka tempat bersemak, berbatu dan berair ( di temui banyak lubang yang memungkinkan untuk ditinggali )
o Mampu mencari makan sampai dengan radius ± 1 km dan memiliki kemampuan untuk berenang sampai sejauh 1,5 km
o Dalam satu tahun tikus betina mampu melahirkan sampai 4 kali
o Tikus dewasa siap berkembang biak pada umur 2 bulan sedangkan kelahiran dimulai pada umur 3 bulan dengan jumlah anak rata – rata 8 ekor / induk / kelahiran
o Sehari setelah melahirkan tikus sudah siap kawin lagi
o Anak tikus sudah menjadi hama pada umur 3 minggu

Beberapa faktor penting yang berpengaruh terhadap berkembang biaknya tikus :
o Iklim, pada musim hujan tersedia makanan yang cukup bagi tikus sehingga saat tersebut digunakan untuk perkembangbiakannya. Saat musim kemarau tikus sudah mencapai dewasa maka daya rusak tikus menjadi lebih parah. Disamping itu bila diantara musim hujan dan kemarau tanaman padi tidak terputus ( tidak ada bero ) maka tikus akan terpacu populasinya.
o Topografi dan pengairan, topografi berbatu dan dekat dengan sungai yang curam biasanya dijadikan pemukiman tikus. Selain itu ketersediaan air yang melimpah menyulitkan dalam mengatur pola tanam selain padi sehingga memdorong tikus untuk berkembangbiak dengan baik.
o Sikap manusia terhadap pengendalian,
1. disiplin pola tanam belum dapat ditegakkan sehingga tersedia makanan sepanjang waktu
2. kerjasama antar anggota kelompok yang masih lemah, padahal kerjasama merupakan kunci keberhasilan dalan pengendalian tikus
3. usahatani dianggap sebagai usaha sambilan atau bukan satu – satunya sumber pendapatan sehingga pertanian kurang diperhatikan.
4. kepercayaan petani bahwa tikus tidak boleh
dibunuh

Agar pengendalian tikus berhasil perlu diterapkan konsep pengendalian hama secara terpadu meliputi :
 ekologi, penerapan pola tanam, panen serentak dan sanitasi lingkungan
 non ekologi, penggunaan bahan kimia seperti pemasangan umpan beracun, fumigasi / pengasapan / pengemposan dan gropyokan
 pengamatan untuk melakukan pengendalian dini, pengamatan populasi pada saat bero serta pengamatan serangan dini dalam pertanaman
Cara – cara pengendalian tikus :
 keadaan bero, tikus tidak bermukim di sawah tetapi di tempat yang aman dari jangkauan manusia. Untuk mempertahankan hidupnya tikus mencari makan dalam jangkauan yang jauh dari tempat tinggalnya karena itu tindakan yang tepat adalah dengan memasang umpan di jalur yang biasa dilalui tikus dan di tempat tinggalnya
 keadaan persemaian, tikus akan mencari makan di persemaian tersebut. Tindakan yang tepat adalah dengan memasang umpan beracun di luar persemaian yang diikuti dengan tindakan sanitasi / membersihkan lingkungan yang diduga menjadi tempat tinggal tikus
 keadaan tanaman muda / vegetatif, tikus dalam merusak tanaman memiliki dua tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat dan menekan pertumbuhan giginya yang terus memanjang. Pemasangan umpan masih efektif dengan diikuti tindakan sanitasi.
 Keadaan padi berbunga, banyak tikus yang kawin karena persedian pangan yang cukup. Tikus bermukim di lingkungan persawahan membuat lubang untuk mempersiapkan kelahiran dan mendekatkan dengan sumber bahan makanan di sawah. Tindakan yang tepat adalah fumigasi / pengemposan dan sanitasi karena akan menggelisahkan tikus sehingga berpengaruh pada perkawinan dan kelahiran anak – anaknya.
 Tiga sampai lima hari setelah panen, tikus masih tinggal di pematang / galengan sawah sambil mengunggui anak – anaknya dengan memakan cadangan makanan yang dikumpulkan di liangnya. Tindakan yang efektif adalah dengan melakukan gropyokan secara massal dengan membongkar liang – liang tikus sekaligus sanitasi lingkungan sekitarnya.

Dari semua uraian yang ada di atas tak akan berhasil pengendalian tikus apabila tidak dilakukan dengan perencanaan yang tepat, kerjasama pada hamparan yang luas dan keberlanjutan / pengulangan kegiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar